Pentingnya Media Sosial bagi Humas di Masa Krisis

Pentingnya Media Sosial bagi Humas di Masa Krisis

Sumber: freepik.com

Jakarta, Iprahumas - Media sosial merupakan hal yang tidak asing lagi bagi setiap orang. Banyak manfaat yang dapat diambil dari penggunaannya.

Bukan hanya sebagian orang tetapi Humas mempunyai keterkaitan dengan media sosial.

Kehadiran media sosial membawa pengaruh besar bagi Humas serta mengubah cara berpikir mereka.

Humas di era digital diharuskan lebih kreatif dan inovatif dalam mempublikasikan suatu informasi.

Apalagi jika perusahaan mengalami krisis, maka media sosial menjadi alat komunikasi dengan publik.

Humas merupakan komunikator perusahaan yang menciptakan keberlangsungan perusahaan atau organisasinya dan memiliki peran penting dalam membangun serta menumbuhkan kembali image atau reputasi yang buruk.

Oleh karena itu, Humas sangat penting dalam membangun reputasi pada perusahaan, karena reputasi dapat membentuk opini publik.

Sebelum mengetahui bagaimana pentingnya media sosial bagi Humas di masa krisis. Adakalanya kita mengetahui dulu apa yang dimaksud krisis di suatu perusahaan.

Menurut Coombs, krisis merupakan peristiwa yang tidak dapat diprediksi oleh seseorang. Krisis bersifat genting, kondisi yang tidak normal, dan bisa membahayakan yang dapat membawa pengaruh negatif bagi individu atau organisasi.

Dari sudut pandang Humas, krisis merupakan peristiwa yang bisa mengancam reputasi dan kredibilitas suatu perusahaan.

Tugas Humas dalam menangani krisis adalah dengan segera mungkin merespon terkait isu yang mengancam nama atau merek perusahaan.

Dengan terjadinya krisis, seseorang akan terpaksa berpikir dan mencari cara untuk meredam isu yang sedang berkembang.

Menurut Millar & Heath, yang harus dilakukan saat krisis berkembang adalah dengan berkomunikasi.

Komunikasi merupakan hal penting dilakukan bagi Humas, karena merupakan salah satu pandangan publik yang akan menilai dan membentuk persepsi terhadap perusahaan.

Maka dari itu, media sosial bisa menjadi salah satu strategi bagi Humas untuk berkomunikasi dengan publik di tengah era digital.

Media sosial menjadi wadah aspirasi publik untuk memberikan kritik dan saran terhadap perusahaan.

Untuk itu, komunikasi dua arah merupakan hal yang penting dilakukan. Apalagi di era digital, informasi terus berkembang tanpa ada batasan. Sehingga, banyak versi informasi yang berbeda dengan perusahaan.

Dalam menangani krisis di era digital, Humas harus lebih dulu memahami elemen-elemen krisis yang bersifat umum antara lain hal yang tidak terduga, informasi yang tidak mencukupi, dan dinamika yang begitu cepat.

Untuk menjaga image sebuah perusahaan, seorang Humas perlu menciptakan upaya yang cepat dan efektif dalam menangani sebuah krisis.

Menurut Coombs, ada tiga hal yang menjadi prinsip berkomunikasi pada saat terjadinya krisis di antaranya segera menyampaikan pesan yang cepat kepada publik, konsisten, dan terbuka kepada publik.

Selain itu, langkah lain yang harus dilakukan Humas adalah memberikan publikasi yang informatif agar publik tidak menerima informasi lain dari media yang akan memperkeruh situasi dan membangun relasi dengan publik untuk menghadapi krisis di era digital.

Upaya yang dilakukan tentunya didukung dengan hadirnya media sosial yang terus berkembang. Media sosial merupakan sarana diseminasi informasi dan media interaksi yang digunakan oleh Humas untuk berhubungan dengan publik.

Banyak sekali pemanfaatan media sosial bagi Humas di masa krisis yaitu sebagai identitas atau branding suatu perusahaan. Media sosial dapat dimanfaatkan sebagai monitoring isu dan krisis.

Dengan demikian, Humas dapat mengontrol perkembangan isu dan mengantisipasi hal-hal yang berdampak negatif bagi perusahaan.

Selain itu, media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menginformasikan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).

Hal ini bertujuan untuk mengontrol respon publik mengenai kegiatan sosial yang telah di publikasi dan dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk kegiatan CSR selanjutnya.

Kampanye sosial juga termasuk kedalam kegiatan CSR untuk mengajak publik berpartisipasi melakukan hal yang sama. Terakhir, media sosial dapat digunakan sebagai media interaksi untuk berhubungan dengan publik.

Tak hanya Humas yang merasakan manfaat adanya media sosial, tetapi publik juga memanfaatkan media tersebut sebagai sarana kritik. Sehingga perusahaan mudah dalam melakukan kegiatan monitoring.

Dengan adanya interaksi antara publik dengan Humas yang memanfaatkan media sosial sebagai mediator, dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam merespon kebutuhan publik.

Seperti yang diketahui, pemanfaatan media sosial bagi Humas dalam perusahaan banyak sekali ditemui di era digital. Salah satunya adalah perusahaan Facebook, WhatsApp, dan Instagram yang memanfaatkan media sosial saat perusahaan mereka mengalami gangguan kendala atau down pada (4/10) malam.

Banyak pengguna yang melontarkan kendala yang mereka rasakan melalui platform Twitter. Di saat bersamaan, tagar dengan nama perusahaan tersebut mengalami trending topic di Twitter akibat banyak pengguna yang tidak bisa mengakses aplikasi tersebut.

Hal ini termasuk salah satu kejadian krisis yang dialami oleh perusahaan. Untuk itu perusahaan mereka langsung memberikan informasi melalui Twitter atas kejadian yang terjadi.

Di balik masalah tersebut, Humas dari ketiga perusahaan memiliki peran penting untuk memecahkan masalah dengan menginformasikan langsung mengenai apa yang terjadi ke publik melalui perantara media sosial.

Peran Humas yang memanfaatkan media sosial sebagai alat komunikasi publik dilakukan untuk mencegah terjadinya disinformasi beredar luas yang dapat membentuk opini publik terhadap perusahaan.

Di tengah perkembangan digital, banyak kekurangan serta kelebihan bagi Humas. Namun, adanya media sosial yang terus hadir membawa dampak besar untuk mendukung praktisi dalam melakukan kegiatan kehumasan.

Dari penjelasan ini semoga Rekan Humas dapat memahami tentang pentingnya Humas yang kesehariannya tidak pernah luput dari media sosial dan saling memiliki hubungan yang erat dalam melakukan aktivitasnya.

Untuk itu, mari kita bijak dalam menggunakan media sosial dalam menyebarkan informasi. (el/cj)

Post Terkait