Iprahumas Dorong Adaptasi Humas Pemerintah di Era AI Lewat Literasi dan Penulisan
Superadmin
20 Juni 2025
215

Jakarta (Iprahumas)---Di tengah pesatnya perkembangan Akal Imitasi (AI), Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas) menegaskan pentingnya adaptasi dan integritas bagi para praktisi humas. Melalui webinar bertajuk ‘Rahasia Meningkatkan Literasi dan Penulisan Antologi Buku Kehumasan Pada Era Akal Imitasi’, Iprahumas mengajak lebih dari 292 peserta untuk memanfaatkan AI secara etis, sekaligus meluncurkan gerakan penulisan buku antologi kehumasan.
Ketua Umum Iprahumas Indonesia Periode 2025-2027 Fachrudin Ali mengatakan bahwa AI adalah keniscayaan yang harus dihadapi. "Kita harus beradaptasi dengan kecerdasan buatan dalam pekerjaan kehumasan, namun tetap teguh memegang etika dan hak atas kekayaan intelektual," ujarnya saat memberikan sambutan secara daring, Jumat (20/6/2025).
Ali juga mengingatkan para pranata humas agar dapat memanfaatkan teknologi AI dengan bijaksana. “AI memudahkan tugas-tugas kehumasan, tetapi kita harus tetap bijak dalam menggunakannya,” imbaunya.
Webinar tersebut menghadirkan dua narasumber dengan perspektif yang saling melengkapi. Pertama, Founder NoLimit Indonesia Aqsath yang memaparkan peran humas dalam memanfaatkan big data dan AI.

“Humas dapat memanfaatkan Big data dan AI untuk menganalisis persepsi publik, menangani krisis, hingga mengukur dampak komunikasi secara presisi,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti tiga pergeseran utama di era digital yang meliputi generasi, media, dan komunikasi. “Kami juga akan memperkenalkan Roadmap Ekosistem Digital PR untuk memandu praktisi humas,” tuturnya.
Narasumber kedua, Dewan Pakar Iprahumas Indonesia Rulli Nasrullah atau biasa dipanggil Kang Arul yang memberikan panduan praktis dalam penulisan. Ia menekankan bahwa peran AI sebaiknya hanya 20% sebagai alat bantu, sementara 80% proses kreatif tetap berada di tangan penulis.
"Gunakan AI untuk mendapatkan ide besar dan kerangka tulisan. Namun, jangan pernah menyalin langsung teks dari AI karena risiko plagiarisme sangat tinggi,” imbaunya.

“Sebaiknya kita menulis ulang seluruh konten dengan gaya bahasa dan pengalaman pribadi,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Kang Arul juga membagikan berbagai sumber ide penulisan, mulai dari skripsi, isu aktual, hingga pengalaman pribadi.
Menutup acara, Wakil Ketua 1 Iprahumas Faisal Fahmi menyampaikan bahwa webinar tersebut berhasil mencerahkan wawasan. Menurutnya, AI bukan sekadar alat bantu, tetapi mitra strategis.
“Meski demikian, di tengah kemajuan teknologi, kejujuran, keberanian, dan sisi manusiawi menjadi nilai tak tergantikan. Menulis adalah cara kita merawat ingatan dan menghadirkan suara otentik," katanya menutup acara.
Seluruh rangkaian webinar merupakan pemantik sekaligus bekal bagi pranata humas untuk menulis Antologi Buku Kehumasan Pada Era Akal Imitasi. Harapannya, ini menjadi gerakan kolektif praktisi humas pemerintah untuk meninggalkan jejak sejarah dan pemikiran di era transformasi digital. Submit tulisan akan dimulai pada periode 1 s.d. 31 Juli 2025.
Penulis: Silvany Dianita
Editor: Dewi Indah Ayu D.