Pentingkah Negosiasi dalam Kehumasan

Pentingkah Negosiasi dalam Kehumasan

Sumber: freepik.com

Tangerang, Iprahumas - Komunikasi merupakan bagian dari kegiatan Humas, baik dalam kegiatan mencari informasi, melakukan kerja sama dan juga mencapai tujuan.

Kegiatan yang mencakup pada bidang komunikasi tidak hanya menyampaikan dan menerima pesan, lebih dari itu komunikasi pun terbagi menjadi berbagai bentuk strategi yang di mana dalam pembagiannya memiliki tujuan-tujuan tertentu, salah satunya yakni negosiasi.

Sebelum memahami lebih lanjut bagaimana penerapan negosiasi yang dilakukan oleh Humas, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan negosiasi.

Menurut Casse, negosiasi dapat didefinisikan sebagai bentuk proses yang dilakukan oleh minimal dua orang dengan persepsi, motivasi dan kebutuhan yang berbeda serta adanya upaya untuk menyepakati tentang suatu hal demi kepentingan bersama.

Selain itu, negosiasi dapat juga diartikan sebagai bentuk kegiatan diskusi dan pencarian solusi bersama dengan hasil yang menguntungkan dua belah pihak.

Dalam melakukan negosiasi, terdapat prinsip utama yang digunakan yakni win-win solution. Istilah win-win solution ini memiliki makna yakni kemenangan bersama, berarti dalam proses negosiasi tersebut kedua belah pihak telah bersepakat dan pencapaian kepentingan bersamanya telah sesuai dengan keinginan masing-masing tanpa adanya paksaan.

Win-win solution dapat diperoleh apabila proses negosiasi berlangsung dengan baik dan diakhiri dengan kesepakatan serta solusi yang menguntungkan terkait permasalahan yang dihadapi.

Negosiasi tidak hanya terbatas pada penyelesaian masalah saja, lebih dari itu negosiasi dapat memenuhi kepentingan-kepentingan lain misalnya membangun koalisi dengan organisasi lain. Dalam hal ini, membangun koalisi berarti mengadakan kerja sama dan adanya timbal balik antarorganisasi maupun perusahaan.

Selain itu, negosiasi dalam rangka mengumpulkan informasi karena tidak seluruh informasi dapat dengan mudah kita akses maka perlu adanya negosiasi. Kemudian, melakukan kontak dengan individu yang berpengaruh misalnya melakukan wawancara maupun mengadakan kerja sama dengan seseorang yang berpengaruh pun perlu diadakan negosiasi.

Terakhir, Humas perlu memusatkan argumentasi pada fakta dan bukti yang mendukung karena dalam negosiasi tidak dapat berlangsung secara sembarangan dan perlu didukung dengan data tertentu.

Namun, dalam negosiasi tidak selalu dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan kedua belah pihak. Terkadang dapat berjalan dengan perdebatan yang alot serta memakan waktu yang lama.

Bahkan, perlu melalui prosedur tertentu agar mencapai tujuan negosiasi yang sama dan hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar karena bagi seorang Humas yang ingin mencapai kesepakatan dalam rangka kepentingan dua belah pihak maka perlu dihadapi dengan berbagai alur tertentu.

Profesi Humas yang dikenal dinamis dalam menghadapi publik, media, dan rekan kerja sama menjadikan peran Humas perlu adanya dukungan persiapan tertentu di antaranya memahami masalah yang akan didiskusikan, dalam hal ini penguasaan permasalahan menjadi hal penting dalam rangka menyusun strategi negosiasi.

Kemudian, dalam negosiasi diutamakan untuk berbicara mengenai pokok permasalahan di waktu yang tepat, hal ini untuk menyesuaikan situasi pihak lain jika belum maupun telah bersedia untuk memulai negosiasi.

Setelah itu, Humas sebagai negosiator pun perlu berkomunikasi secara efektif dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan negosiasi dapat berlangsung dengan baik.

Terakhir, Humas perlu mempersiapkan pilihan solusi yang menguntungkan dalam rangka menghindari situasi yang mendesak dan juga tekanan dari pihak lain.

Pada dasarnya, negosiasi perlu dilihat dari sisi lain yakni perlunya bagi Humas untuk memahami bagaimana latar belakang, pola pikir, dan karakteristik yang dimiliki pihak lain.

Upaya mencari tahu informasi tersebut penting untuk kemudian mampu berusaha saling menyesuaikan diri dan memahami kapabilitas masing-masing selama proses negosiasi, karena kesepahaman yang sesuai maka pencapaian baik pun dapat mengiringi.

Selain memahami latar belakang pihak lain, Humas perlu memahami bahwa terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam negosiasi.

Pendekatan-pendekatan tersebut di antaranya Soft Bargaining, di mana tipe ini mengutamakan pada posisi menang dan kalah namun masing-masing pihak negosiator perlu memperlakukan pihak lain secara baik agar memberikan peluang kesempatan dalam negosiasi.

Kemudian, tipe Hard Bargaining yakni adanya titik berat pada kepentingan negosiasi di mana kemenangan merupakan tujuan akhir yang diiringi dengan sifat kompetitif yang tinggi. Terakhir, Principled Negotiation yakni Humas wajib memisahkan permasalahan personal dalam negosiasi.

Jadi, hanya pokok permasalahan menjadi hal yang utama untuk dibicarakan. Penerapan negosiasi banyak dilakukan oleh perusahaan maupun pemerintah, biasanya perusahaan melakukan negosiasi dalam rangka kerja sama antarperusahaan maupun dengan klien yakni seperti dilakukan oleh PT Wijaya Karya Beton dalam rangka membina hubungan baik dengan kliennya pada tahun 2020 sebagai bentuk kegiatan pengenalan perusahaan dan juga pembukaan kesempatan untuk bekerja sama.

Selain itu, dalam negosiasi pemerintah yang biasa ditemukan yakni Kementerian Luar Negeri yang melakukan negosiasi dalam rangka meningkatkan kerja sama dengan negara lain seperti Bulgaria pada tahun 2019.

Negosiasi dalam rangka kerja sama antarnegara ini menjadi kegiatan utama dalam rangka mempererat hubungan timbal balik dan juga kesepakatan menguntungkan bagi dua belah pihak.

Penjelasan negosiasi ini penting untuk Rekan Humas semua dalam rangka memahami kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan dapat diawali dengan memperdalam kemampuan komunikasi kita dengan pihak lain.

Kemampuan komunikasi yang mumpuni maka akan membantu kita agar lebih terbiasa dalam berhadapan dengan publik dan juga mencapai tujuan tertentu. Penulis: Dinda Anastya

Post Terkait