TANGKAL HOAKS: HINDARI KUNYIT DAN TEMULAWAK SEMENTARA WAKTU

TANGKAL HOAKS: HINDARI KUNYIT DAN TEMULAWAK SEMENTARA WAKTU

[MISINFORMASI/DISINFORMASI]  HINDARI KUNYIT DAN TEMULAWAK SEMENTARA WAKTU

https://www.instagram.com/p/B91Bli4HR-P/?igshid=dhur565db4sa

Arahan dari Dr. Taufikurrahman (Dosen Biologi ITB) agar JANGAN konsumsi/minum kunyit dan temulawak karena mengandung curcumin. Beberapa penelitian dari jurnal ilmiah telah membuktikan bahwa  curcumin meningkatkan ekspresi enzim ACE2 (Angiotensin-converting-enzyme2) yang merupakan receptor Covid19, sehingga membuat tubuh lebih mudah menerima Covid19. Contoh referensi: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4651552/

Begitu pula masukan dari Prof. Daryono (Dekan Sekolah Farmasi ITB) tentang teori ini bahwa dari literatur yang mereka baca, curcumin dapat meningkatkan ekspresi ACE2 receptor. Begitu juga dari correspondence yang dikeluarkan The Lancet, disebutkan bahwa coronavirus berikatan dengan targetnya dibantu oleh ACE2 receptor.

"Human pathogenic coronaviruses (severe acute respiratory syndrome coronavirus [SARS-CoV] and SARSCoV-2) bind to their target cells through angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), which is expressed by epithelial cells of the lung, intestine, kidney, and blood vessels."

Data tersebut diambil dari jurnal ini: https://jvi.asm.org/content/early/2020/01/23/JVI.00127-20

Sehingga sebagai kesimpulan, untuk sementara kunyit dan temulawak justru dihindari khusus untuk tipe virus ini.

Demikian, sharing sementara dari diskusi di grup Dosen.

Wido Supraha

Channel WA: https://chat.whatsapp.com/1aHA4Epqu395BC9S1SoPTn

 

[KLARIFIKASI] Meluruskan Informasi Khasiat Jahe Merah

Di tengah merebaknya persebaran virus Corona, beredar informasi kurang tepat terkait khasiat jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) yang disebut dapat menyembuhkan penderitanya. “Sampai saat ini belum ada bukti yang melaporkan penggunaan jahe merah sebagai antivirus, khususnya virus Corona SARS-CoV-2,” kata Masteria Yunovilsa Putra, Kepala Kelompok Penelitian Center for Drug Discovery and Development, Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dirinya menjelaskan, jahe merah berfungsi untuk membantu meringankan gejala yang ditimbulkan, bukan untuk menyembuhkan atau untuk membunuh virus tersebut.

Masteria menjelaskan, jahe merah memiliki aktivitas sebagai immunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia. “Efek inilah yang bermanfaat dalam pencegahan dan membantu dalam pemulihan dari virus Corona”, jelasnya.

Kandungan jahe merah khususnya gingerol dan shogaol merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas efek immunomodulator. Selain itu, jahe merah juga memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan. “Secara umum, virus Corona memiliki gejala peradangan berlebih pada paru-paru. Dengan aktivitas antiinflamasi yang dimiliki oleh jahe merah, dapat meredakan gejala tersebut”, ungkap Masteria.

Masteria menambahkan mengkonsumsi jahe merah dapat menjadi langkah pencegahan penyakit melalui peningkatan daya tahan tubuh. “Masyarakat Indonesia umumnya menggunakan jahe merah sebagai bumbu makanan maupun dikonsumsi sebagai jamu,” ujarnya.

Selain itu, jahe merah juga memiliki beberapa aktivitas farmakologis lainnya. “Sepertinya menurunkan tekanan darah, antibakteri, menurunkan asam urat, hepatoprotektor, menurunkan kadar kolesterol, aprodisiak, pencegahan penyakit kronis degeneratif seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes pada lansia,” tutupnya.

Sumber : Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI

https://www.instagram.com/p/B901ZA7pOom/?igshid=wqp7lunsm0a0

Post Terkait