Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 Akhir Desember Ini Persiapan Indonesia

Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 Akhir Desember  Ini Persiapan Indonesia

Tangerang, Iprahumas - Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, terkena dampak baik secara sosial, ekonomi, dan pendidikan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan pers mengenai perkembangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Senin (20/9), mengatakan bahwa sudah tidak ada wilayah dengan tingkatan PPKM level 4. Sehingga, semua kabupaten atau kota di Jawa-Bali kini berada pada level 3 dan 2.

Namun, penurunan level PPKM justru menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kenaikan angka kasus Covid-19 karena mobilitas yang semakin padat dan relaksasi di berbagai aktivitas. Lebih jauh, beberapa pakar memprediksi gelombang ketiga Covid-19 pada akhir Desember.

Tri Yunis Miko, epidemiolog Universitas Indonesia (UI), menyatakan potensi negara Indonesia memasuki gelombang ketiga virus Covid-19 diperkirakan akan memuncak pada bulan Desember 2021.

Menurut Miko, gelombang ketiga ini akan terjadi ketika capaian vaksinasi Covid-19 secara nasional tidak sampai 50% pada akhir tahun 2021.

Selain itu tidak ada batasan hingga banyaknya relaksasi aktivitas masyarakat selama masa PPKM. Hal tersebut juga menjadi potensi lonjakan pandemi Covid-19 di Indonesia akan terulang kembali.

Miko memprediksi bahkan jika capaian vaksinasi bisa sampai 50 persen, lonjakan kasus bisa tetap terjadi akibat libur panjang, terutama saat libur Natal hingga akhir tahun mendatang.

"Ada libur Natal dan tahun baru, ini juga harus jadi kewaspadaan bersama, kalau mobilitas tidak dibatasi, lonjakan kasus kemungkinan paling lambat bakal terjadi di Maret 2022," tuturnya.

Miko menambahkan bahwa ketika pemerintah memberikan kelonggaran aktivitas maka hal tersebut akan menaikkan kembali angka kasus Covid-19 di Indonesia karena mobilitas orang bepergian akan semakin meningkat sehingga penyebaran dan penularan Covid-19 juga akan semakin meningkat.

Ditambah lagi ketika distribusi vaksinasi tidak sesuai dengan target dan tidak merata hingga ke pelosok-pelosok desa maka kasus Covid-19 akan semakin meningkat.

Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 24 September 2021 mencatat bahwa sebanyak 85.015.837 orang yang menerima distribusi suntikan dosis pertama vaksin Corona.

Sementara jumlah yang telah menerima suntikan dosis kedua vaksin Covid-19 sebanyak 47.776.434 orang. Apabila dibandingkan dengan angka dari pemerintah yang menargetkan distribusi vaksin dari total sasaran 208.265.720 orang, perhitungan saat ini masih menyentuh pada angka 40,82% dari distribusi vaksinasi pada dosis pertama.

Sedangkan pada gelombang suntikan yang dosis kedua masih mencapai pada titik angka 22,94%. Miko menyarankan mekanisme pengawasan harus dilakukan di tempat-tempat yang memicu keramaian seperti pusat perbelanjaan, sekolah, hingga tempat wisata.

“Jadi, hati-hati sekali. Kalau mau buka mall, kemudian tempat wisata, mesti dicek pada suatu saat. Namanya cross-check, kemudian disurvei sewaktu-waktu atau check point,” kata Miko.

Menanggapi prediksi tersebut, pemerintah terus mengupayakan persiapan maksimal untuk antisipasi lonjakan tersebut.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah akan terus berusaha memperkuat sistem perlindungan dan pengawasan yang ada. Budi berharap dengan terus mengoptimalkan sistem 3T (Testing, Tracing dan Treatment), maka alur pelacakan akan semakin baik.

Sistem juga dapat membantu memantau daerah mana saja yang perlu segera dilakukan karantina atau lockdown wilayah, sehingga tidak perlu melakukan lockdown berskala nasional.

"Karena dengan fungsi pelacakan yang baik, tracing yang baik, kita bisa dengan cepat melakukan analisis klaster mana, atau micro lockdown di mana yang harus kita lakukan. Tidak usah dalam skala besar," ujar Budi saat keterangan pers PPKM, Senin (20/9).

Pemerintah juga mengembangkan aplikasi PeduliLindungi yang dirancang untuk membantu Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Aplikasi ini mengandalkan kepedulian dan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasi atau pun vaksinasi dan riwayat Covid-19 saat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita Covid-19 dapat dilakukan.

Manfaat yang diperoleh dari aplikasi PeduliLindungi adalah pengguna akan mendapatkan peringatan jika berada di kawasan zona merah dan terdeteksi orang yang terinfeksi Covid-19 atau Pasien Dalam Pengawasan.

Masyarakat juga mendapat akses untuk unduh sertifikat vaksinasi dan hasil tes PCR atau swab antigen dari laboratorium yang terasosiasi dengan pemerintah.

PeduliLindungi juga dapat membantu pemerintah mengontrol pergerakan orang-orang yang terpapar Covid-19 selama 14 hari ke belakang. Selain itu, pemerintah akan terus mempercepat vaksinasi Covid-19 terutama di beberapa wilayah atau daerah dengan angka vaksinasi dosis pertama di bawah 50%.

Upaya percepatan vaksinasi semakin digencarkan mengingat perkembangan Covid-19 yang semakin marak dan pentingnya kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Mengantisipasi dari gelombang ketiga Covid-19, masyarakat dihimbau untuk tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan dan menerima dosis vaksin guna memutus rantai penularan.

Hal tersebut diharapkan dapat menjadi solusi dan langkah partisipasi aktif masyarakat Indonesia dalam membantu pemulihan Indonesia dari Covid-19.

 

Penulis : Natan

Post Terkait