Perkembangan Humas: Dari Media Tradisional ke Media Digital

Perkembangan Humas: Dari Media Tradisional ke Media Digital

Perkembangan Humas dari Media Tradisional ke Media Digital

Jakarta, 2 Juni 2024 - Peran hubungan masyarakat (humas) dalam dunia pekerjaan telah mengalami transformasi yang signifikan sejak era media tradisional hingga era media digital saat ini. Perubahan itu didorong oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang membawa dampak besar pada cara humas beroperasi dan berinteraksi dengan publik.

Transisi dari media tradisional ke media digital menuntut praktisi humas untuk memahami etika-etika dalam komunikasi digital karena ha tersebut merupakan aspek penting untuk menjaga reputasi dan kepercayaan publik terhadap perusahaan atau organisasi. Mereka harus mampu memanfaatkan teknologi baru untuk berinovasi dalam penyampaian pesan serta beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan perilaku konsumen. 

 

Era Media Tradisional

Pada era media tradisional, humas bergantung pada media cetak, radio, dan televisi untuk menyampaikan pesan dan membangun citra perusahaan atau organisasi. Komunikasi pada era itu bersifat satu arah. Artinya proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan tidak mendapatkan umpan balik dari komunikan, dalam hal ini komunikan bertindak sebagai pendengar saja.

Strategi humas kala itu mencakup pembuatan siaran pers, konferensi pers, acara publik, dan hubungan dengan jurnalis untuk mendapatkan liputan media. Media tradisional memiliki kendali penuh atas informasi yang disebarkan kepada publik, dan humas harus bekerja keras untuk memastikan pesan mereka disampaikan dengan tepat.

 

Perubahan Menuju Media Digital

Kemajuan teknologi dan internet telah mengubah lanskap humas secara drastis. Munculnya media sosial, situs web, dan platform digital lainnya telah membuka peluang baru bagi praktisi humas untuk berkomunikasi langsung dengan publik tanpa melalui perantara media tradisional.

Media digital memiliki beberapa keunggulan, seperti:

  1. Interaktivitas dan Engagement: Media digital memungkinkan interaksi dua arah antara organisasi dan publik. Platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memungkinkan humas untuk merespons komentar, menjawab pertanyaan, dan berinteraksi secara real-time dengan audiens mereka.
  2. Targeting yang Lebih Efektif: Media digital menawarkan kemampuan untuk menargetkan pesan kepada segmen audiens yang spesifik berdasarkan demografi, minat, dan perilaku online. Ini membuat kampanye humas lebih efisien dan tepat sasaran.
  3. Pengukuran dan Analitik: Media digital menyediakan alat analitik yang kuat untuk mengukur efektivitas kampanye humas. Data seperti jumlah klik, likes, komentar, dan share dapat membantu humas memahami dampak pesan mereka dan menyesuaikan strategi jika diperlukan.
  4. Konten Multimedia: Media digital memungkinkan penggunaan berbagai format konten seperti video, infografis, podcast, dan artikel interaktif yang lebih menarik dan mudah dibagikan dibandingkan teks biasa.

 

 

Tantangan di Era Digital

Meskipun media digital menawarkan banyak keuntungan, ada juga tantangan yang harus dihadapi oleh praktisi humas. Salah satunya adalah berita palsu atau hoaks. Informasi yang beredar di media digital bisa menyebar dengan sangat cepat. Oleh karena itu, humas harus selalu waspada dan siap merespons opini publik untuk mengelola krisis dan menjaga reputasi organisasi.

Transformasi dari media tradisional ke media digital telah memberikan peluang besar bagi humas untuk berinovasi meningkatkan efektivitas komunikasi mereka. Dengan memanfaatkan teknologi digital, humas dapat menjangkau audiens yang lebih luas, berinteraksi secara langsung, dan mengukur dampak kampanye mereka dengan lebih akurat. Namun, mereka juga harus siap menghadapi tantangan baru dalam dunia digital yang terus berkembang.

 (Michael Yeremia/Dewi Indah Ayu)

 

Referensi:

https://blog.tempoinstitute.com/berita/cara-hadapi-tantangan-kehumasan-pada-era-digital/

 

Post Terkait