Penerapan Growth Mindset bagi Humas di Era Digital

Penerapan Growth Mindset bagi Humas di Era Digital

Sumber foto: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/04/20/seperti-apa-pemimpin-dengan-growth-mindset (GNFI)

Tangerang, Iprahumas - Growth mindset, mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun growth mindset sendiri memiliki makna yang kuat mengenai bagaimana seseorang menerapkan pola pikir terbaik bagi hidupnya.

Hal tersebut ternyata berlaku bagi praktisi Humas mengenai bagaimana mereka mengelola pola pikir mereka agar terus maju baik bagi dirinya, maupun bagi apa yang dikerjakannya.

Sebelum mengetahui bagaimana penerapan growth mindset terutama bagi Humas di era digital yang serba cepat ini, kita harus pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan growth mindset dan apa yang membedakannya dengan fixed mindset.

Menurut Anthony Dio Martin, dalam salah satu bukunya yang berjudul “Smart Emotion” yang membahas mengenai solusi dengan emosi yang cerdas untuk membangunkan growth mindset dan mampu menunjukkan tanda-tanda kecerdasan yang tinggi.

Selain itu, apabila melatihkan kebiasaan diri dengan fixed mindset yang dibawa dengan emosi kekerasan, perasaan jengkel, atau kemarahan yang tinggi, tidak akan efektif dalam menyelesaikan masalah.

Growth mindset dapat diartikan sebagai pola pikir atau keyakinan bahwa kemampuan dasar yang dimiliki seseorang dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui dedikasi dan kerja keras.

Ciri-ciri seseorang yang telah menanamkan growth mindset sebagai pola pikirnya menyukai tantangan, selalu berpikir solutif, tidak mudah menyerah, menghargai kritik, dan menjadikan kesuksesan orang lain sebagai inspirasi dan sebuah pelajaran.

Para pemilik growth mindset memiliki pandangan bahwa kegagalan bukan merupakan akhir dari segalanya, justru, kegagalan tersebut akan dianggap sebagai langkah kecil untuk mencapai kesuksesannya di masa depan.

Namun ternyata ada mindset yang menjadi kebalikan dari growth mindset yaitu fixed mindset. Fixed mindset sendiri memiliki arti bahwa pola pikir yang percaya bahwa kecerdasan atau bakat yang dimiliki sifatnya akan tetap dan tidak akan berubah, atau dengan kata lain baik kecerdasan maupun bakat yang seseorang miliki tidak dapat dikembangkan.

Seseorang yang memiliki fixed mindset adalah mereka yang tidak menyukai tantangan, mudah menyerah, menghindari kritik, dan menjadikan kesuksesan orang lain sebagai sebuah ancaman.

Namun kali ini kita hanya akan membahas mengenai growth mindset karena pola pikir tersebutlah yang sangat dibutuhkan untuk menjadi seseorang yang bekerja di ranah kehumasan.

Sebagai praktisi Humas di era digital tentu saja menjadi tantangan tersendiri untuk bisa terus update atas perkembangan zaman, apalagi di era ini masyarakat sangat memerlukan validitas dan percepatan informasi yang signifikan.

Oleh karena itu, kepribadian yang harus dimiliki seorang Humas di antaranya adalah memiliki sikap berani, terbuka, tekun, pekerja keras, dan berpikir terstruktur.

Hal tersebut rupanya menjadi dasar dalam menerapkan growth mindset.

Tentunya ada berbagai manfaat apabila seorang Humas menerapkan growth mindset, di antaranya adalah, mereka akan menerima segala tantangan yang ada.

Tentu saja tantangan merupakan hal yang pasti ada, dengan penerapan growth mindset merupakan salah satu tindakan preventif yang dapat dilakukan apabila dihadapkan dengan sebuah permasalahan.

Kemudian mereka memiliki pola pikir untuk terus mengembangkan keterampilan baru. Berpola pikir stagnan tentunya bukan merupakan kualifikasi seorang Humas di era digital, karena ia akan terus bertahan atas apa yang ia pahami dan pikirkan.

Namun, jika memiliki pola pikir untuk terus maju, tentunya seseorang akan dengan mudah mendapatkan motivasi untuk terus memperbaiki kualitas dirinya.

Terakhir yaitu mempercepat mencapai tujuan perusahaan. Seorang praktisi Humas dengan pola pikir growth mindset akan mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaannya, karena mereka akan melihat peluang yang ada bukannya terus bertahan dengan situasi yang cepat berubah ini.

Berbagai manfaat tersebut tentunya tidak akan datang secara instan, diperlukan penyesuaian dan tekad yang kuat untuk dapat menerapkan growth mindset tersebut.

Namun ternyata terdapat berbagai akibat apabila seorang praktisi Humas tidak menerapkan growth mindset, di antaranya adalah apabila dari pribadi praktisi Humas sudah memiliki pola pikir stagnan dan tidak berkembang, maka khawatir ini akan berpengaruh pada apa yang menjadi pekerjaannya, seperti tidak memiliki kreatifitas untuk mengembangkan suatu kampanye produk, terlalu mengikuti apa yang sudah terjadi atau tidak melakukan inovasi, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.

Kemudian, kesulitan mencari solusi apabila dihadapkan dengan sebuah permasalahan. Salah satu bentuk growth mindset adalah mencari peluang dan solusi dari permasalahan yang ada, hal terburuk yang akan terjadi adalah akan selalu menyalahkan keadaan sehingga cepat berputus asa.

Terakhir adalah selalu ingin terlihat benar dan hebat di mata publik dan kompetitor, sehingga melakukan tindakan pembohongan kepada publik yang berpotensi menghancurkan reputasi perusahaan.

Dari berbagai kelebihan maupun kekurangan dalam penerapan growth mindset bagi Humas, tentunya terdapat beberapa contoh penerapan yang dapat kita lakukan sebagai seorang praktisi Humas, di antaranya adalah tidak takut untuk mempelajari hal baru, karena menjadi seorang praktisi Humas tentunya banyak sekali kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki mulai dari kemampuan menulis, riset, media sosial, membina relasi, dan manajemen krisis.

Tentunya selain hal pokok tersebut, seorang Humas harus memiliki keterampilan lain agar mampu bersaing di era digital, seperti kemampuan desain, programming, SEO, video editing, dan sebagainya.

Contoh penerapan selanjutnya adalah menghargai kritik dengan tangan terbuka. Kritik mungkin terdengar seperti sesuatu yang menakutkan, namun ternyata kritik merupakan sesuatu yang penting terutama bagi seorang Humas, seorang praktisi Humas harus terbiasa dengan sebuah kritikan, contohnya ketika salah menentukan strategi dan mendapat kritik dari atasan, maka kritik tersebut harus dijadikan pembelajaran atau pengembangan atas apa yang telah kita laksanakan.

Kemudian adalah menghargai proses. Seseorang yang bisa menghargai proses adalah mereka yang memiliki pola pikir bahwa proses lebih penting dibandingkan hasil, hal ini rupanya menjadi salah satu pola pikir yang harus dimiliki seorang praktisi Humas apabila sedang menjalankan suatu perencanaan kampanye, jatuh bangun harus dinikmati agar ketika melaksanakan sesuatu yang lebih besar, kita sudah siap menjalankan proses dengan maksimal.

Selanjutnya selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar. Bukan Humas namanya jika tidak memiliki rasa ingin tahu yang besar, karena semua hal yang dilakukan Humas harus selalu up-to-date dan mengikuti perkembangan zaman.

Hal tersebut bisa dimulai dengan kebiasaan membaca berita setiap pagi hari. Kita rupanya bisa mulai menerapkan growth mindset mulai dari hal terkecil seperti membaca berita ataupun hal-hal terbaru di pagi hari, karena mindset itu bukan datang secara instan, namun mindset itu harus diolah dan dibiasakan.

Penerapan growth mindset rupanya cukup menjadi perhatian pemerintah untuk menanamkan mindset baik kepada para petinggi negara Indonesia dan para wakil rakyat melalui berbagai kegiatan, di antaranya adalah pelatihan kepemimpinan nasional yang diselenggarakan oleh LAN (Lembaga Administrasi Negara), tujuan diadakannya kegiatan ini adalah karena tugas birokrasi pemerintah adalah untuk memberikan pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat secara maksimal, apalagi di era digital yang harus serba bisa, hal tersebut yang menjadi acuan LAN (Lembaga Administrasi Negara) untuk melaksanakan program pemerintah sebagai pembekalan bagi Para Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) agar memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berpikir kritis dan strategis, kemampuan menyelesaikan masalah, memiliki pemikiran growth mindset, serta terus memiliki motivasi untuk terus maju.

Program selanjutnya dilaksanakan oleh DPR RI melalui kegiatan Webinar Bincang Transformasi Series #1 “Growth Mindset, Kunci Keluwesan Menghadapi Perubahan” oleh DPR RI. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh rutinitas para ASN (Aparatur Sipil Negara) dengan pekerjaan yang monoton dan terus berulang.

Menurut ASN Sekretariat Jenderal DPD RI, perlu dibangkitkan terus semangatnya agar tidak terjebak dalam zona nyaman rutinitas pekerjaannya karena cenderung membuat pegawai/unit kerja menjadi tidak inovatif.

Hal tersebut berakibat pada pelayanan yang tidak maksimal sehingga tidak sesuai dengan tujuan besar instansi.

Nah, semoga Rekan Humas yang membaca tulisan ini dapat memahami dan menerapkan growth mindset, ya, karena penerapan growth mindset dapat dilakukan dari hal yang kecil seperti membaca berita di pagi hari.

Jadi hal tersebut harus mulai dibiasakan agar pola pikir kita dapat terus terasah dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

 

Penulis : Kania

Post Terkait