Jakarta (Iprahumas)---Ikatan Pranata Humas Indonesia (Iprahumas) menyelenggarakan Kelas Belajar (Kebal) Iprahumas yang bertajuk Mental Produktif Merdeka Bekerja. Kebal Iprahumas dilakukan untuk pengembangan kompetensi pranata humas baik yang bekerja di Kementerian/Lembaga, maupun Pemerintah Daerah. Kegiatan berlangsung secara daring via zoom meeting dan disiarkan pula melalui kanal Youtube Iprahumas pada Minggu, 25 September 2022.
Ketua Umum Iprahumas Indonesia Thoriq Ramadani dalam sambutannya menjelaskan, Kebal Iprahumas dilakukan untuk pengembanhan kompetensi pranata humas dengan membangun mental produktif untuk merdeka bekerja. Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan Program Kerja Nasional Iprahumas periode 2022-2024.
“Harapannya ke depan dapat memberikan inspirasi dan memotivasi untuk semua pranata humas untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi,” ujar Thoriq, Minggu (25/09/2022).
Kebal Iprahumas menghadirkan narasumber Pranata Humas Ahli Muda BPSDM Kementerian Dalam Negeri yang juga seorang Psikolog Klinis Silvany Dianita. Silvany memberikan pemahaman mental produkif dalam mewujudkan merdeka bekerja bagi pranata humas di seluruh Indonesia.
Menurul Silvany, berdasarkan data dan studi yang ada, karyawan dengan kesehatan mental yang baik memiliki tingkat produktivitas sebesar 12 – 15% lebih tinggi jika dibandingkan dengan karyawan yang mengalami gangguan mental. “Perusahaan yang memiliki mental health awareness yang baik akan membuat para karyawannya merasa lebih aman dan nyaman saat bekerja. Mereka cenderung untuk lebih berani berpendapat, berpikir dan berasional lebih baik, memiliki fokus kerja yang lebih baik, serta lebih berani untuk mengambil keputusan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Silvany mengatakan bahwa Mental Health Management saat ini sangat dibutuhkan yakni mengelola ragam emosi diri sehingga mampu berekspresi dalam setiap emosi, mulai dari marah, sedih, senang, kesal, dengan cara benar, alasan benar, kadar benar juga waktu dan tempat yang tepat sehingga pesan kita sampai dan relasi sosial tetap nyaman. “Tentu saja semua itu bertujuan untuk mengelola ekspresi kemampuan mental dan emosi dengan bermanfaat, bukan destruktif (merusak baik diri juga lingkungan),” kata mantan Abang None ini.
“Kesehatan mental itu terintegrasi ketika kita sehat secara mental, kita dapat menyadari kemampuan kita, mengatasi stres, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada masyarakat," tandasnya menutup paparan.[]
Penulis Anita Yudi
Editor Dewi Indah Ayu